Tuesday, January 29, 2013

Suratan Coklat Yang Abadi


Coklat, sebuah kata yang jika disebutkan semua orang akan mengetahuinya. Bagaimana tidak, kata ini telah menjadi familiar bagi kalangan semua orang, dengan warnanya yang beraneka ragam dan rasanya yang manis menimbulkan kebanyakan orang akan sangat menyukai makanan yang satu ini. Dengan memakan coklat akan menimbulkan kegembiraan pada diri kita sendiri, hal ini disebabkan oleh kandungan triptofan didalam coklat membantu tubuh kita menciptakan serotin. Serotin adalah anti depresan asli produk tubuh, sehingga coklat bisa dibilang berfungsi sebagai antidepresan alami. Dengan begitu banyak orang yang memakan coklat tiba-tiba akan mengalami kepuasaan tersendiri. Namun ini dapat menambah berat badan.

Dengan begitu coklat dapat memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Tetapi saat ini penulis tidak sedang membahas lebih dalam lagi mengenai coklat. Akan tetapi ingin menceritakan pengalaman yang pernah dialami oleh penulis sendiri. Kisah ini berawal pada saat penulis masih berusia 15 tahun, yang pada saat itu kelas IX. Awal penulis melihat seseorang yang memakai yang baju merah dan celana jeans panjang, penulis langsung merasakan getaran yang luar biasa dari dalam lubuk hati yang terdalam. Entah mengapa rasa itu muncul, mungkinkah ini cinta, atau hanya rasa biasa. Menurut penulis, memang cinta itu terkadang timbul secara tiba-tiba namun juga akan lenyap dengan perlahan. Kejadian ini bermula pada tahun 2009 tepatnya di Pare, Jawa Timur. Ini untuk pertama kalinya penulis dan kawan-kawan pergi menuju Pare untuk melaksanakan les bahasa inggris, memang ini adalah program tiap tahun yang diadakan oleh sekolah pada waktu itu. Sesampainya di Pare, penulis bertemu dengan lelaki itu. Dengan menggunakan baju berwarna merah dan jeans hitam serta topi yang melapisi kepalanya, membuat dirinya terlihat semakin menawan. Namun pada saat itu penulis tidak mengetahui nama dari lelaki itu.

Beberapa hari kemudian, penulis bertemu dengan salah seorang teman penulis yang bernama Gita, ia mengabarkan bahwasanya lelaki itu bernama Rama. Dengan senang hati penulis menyambutnya, pada akhirnya penulis bertemu dengan dia disalah satu Institut Mahesa tepat di Pare. Dari sanalah awal kedekatan penulis dengannya. Selama berbulan-bulan penulis dekat dengannya, hari demi hari kami lewati dengan sejuta rasa yang dimiliki oleh penulis. Entah mengapa setiap malam penulis selalu memikirkan akan bayangan wajahnya dan tak pernah luput dari pikiran penulis. Namun penulis menyadari bahwa Rama tidak menyukai penulis, sangat terlihat dengan perlakuanya kepada penulis yang setiap harinya bersama. Pada sewaktu ketika, penulis melihat Rama bergocengan dengan teman penulis, disanalah hati penulis merasakan pilu yang luar biasa.

Akankah rasa ini akan bertahan

Ketika kulihat dia dengannya

Mungkinkah rasa ini akan ku buang

Ketika rasa ini sudah berada pada puncaknya

            Puisi ini penulis tulis dalam sebuah buku diary yang selalu menemani penulis setiap harinya. Hari demi hari dilewati penulis dengan suatu harapan yang kosong. Penulis sangat memahami bahwa cinta tak harus memiliki, namun inilah hidup, kadang senang dan kadang juga sedih. Salah satu teman penulis bernama Toni mengatakan pada penulis bahwa Rama akan mengungkapkan perasaanya pada penulis. Dengan takjubnya penulis mendengarkan cerita yang dituturkan oleh Toni. Seketika itu pula penulis merasakan apakah ini penantianku selama ini. Namun hal yang tidak terduga terjadi, Rama tidak jadi mengungkapan rasa kepada penulis karena suatu hal. Ini sangat membuat hati penulis terpukul, terlebih lagi ketika Rama mengirim pesan kepada penulis “You’re my friendship forever and after”. Detak jantung yang diiringi dengan tetetasan air mata membahasi lantai. Ternyata penantian yang hingga 3 tahun tidak akan pernah terjawab, namun ada hal yang terpenting yang akan menjadi kenangan indah bagi penulis bahwa Rama memberikan coklat pada tanggal 26 Februari 2011 jam 16.45 tempat di Pare. Hingga saat ini penulis masih menyimpan coklat itu, biarlah menjadi suratan coklat yang abadi. Patah hati, sakit hati lain kali hati-hati sama hati.

 

 

No comments:

Post a Comment