Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya
Berlarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah
surga
Bersyukurlah pada yang kuasa, cinta kita didunia
selamanya
Potongan lagu diatas Laskar Pelangi yang dipopulerkan
oleh NIDJI
band asal Jakarta, dalam syairnya memberikan makna yang berbeda dan
memberikan semangat baru bagi generasi muda yang memiliki mimpi. Mimpi
adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia memiliki makna yakni jika
setiap orang memiliki mimpi, mimpi tersebut merupakan jalan untuk dapat meraih
apa yang kita inginkan. Dengan bermimpi setinggi langit maka impian itu akan
sangat mudah dicapai apabila impian kita dibarengi dengan semangat yang kuat
dan kesabaran serta keuletan dalam bekerja. Berlarilah tanpa
lelah, sampai engkau meraihnya makna yang terdapat dalam syair ini
yaitu semangat dalam diri dapat mendorong seseorang untuk dengan cepat meraih
impiannya, pengorbanan yang besar maka akan dapat membuahkan hasil yang besar
pula, jangan berhenti sebelum impian yang diinginkan dapat diwujudkan. Berlarilah
dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga syair ini memberikan
pesan dengan berlari dan terus mengejar mimpi serta dibarengi oleh kebahagiaan,
walaupun dunia tak seindah surga tetapi berusaha untuk membuat dunia seperti
surga, dengan mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan. Bersyukurlah pada yang kuasa, cinta
kita didunia selamanya syair yang terakhir memiliki makna melakukan
segala hal, harus diikuti rasa syukur atas karunia yang telah diberikan oleh
Tuhan. Mencintai hal yang dikerjakan maka akan memberikan kebahagian
tersendiri, melakukan pekerjaan dengan hati dan cinta memberikan kesan yang
luar biasa, seketika rasa tulus ikhlas dapat dirasakan oleh setiap orang yang
melakukan segala hal dengan hati dan cinta.
Kisah ini, kisah dari seorang anak yang memiliki impian
yang sangat besar namun butuh pengorbanan yang luar biasa. Anak yang
keseharianya bekerja sebagai pemungut sampah, ia berkeliling setiap hari
mengunjungi komplek perumahan yang terletak di Kota Mataram. Hal itu ia lakukan
demi mendapatkan sesuap nasi, pekerjaan itu ia lakukan dengan tulus ikhlas,
walaupun keberuntungan untuk dapat mengenyam pendidikan tak dapat ia rasakan
namun itu tak akan pernah menghalangi impiannya. Rasa putus asa pernah
dialaminya namun hal tersebut ia tungkas kembali dengan rasa syukur yang luar
biasa atas anugrah yang diberikan Tuhan. Sholat lima waktu tak pernah ia
tinggalkkan walaupun jadwal padat yang menyelimuti hari-harinya namun urusan
ibadah ia tidak pernah tinggalkan. Keinginan yang kuat untuk menjadi orang
sukses dikemudian hari, selalu ia tanamkan dalam dirinya. Rasa lelah, letih
seketika itu pula hilang ketika ia mengingat tentang keinginannya tersebut.
Disebuah perkampungan yang terletak di Kota Mataram,
terlihat seorang anak yang sedang sibuk mencari karung dan seutas kayu, untuk
digunakan memungut sampah dipinggir jalan. Sebut saja nama anak itu Tino, Tino
setiap harinya bekerja sebagai pemulung, keadaan keluarga yang serba minim
membuat keinginanya tak dapat terlaksana. Tino ingin mengenyam pendidikan
walaupun hanya 6 tahun. Tetapi semua itu terhalang karena hal ekonomi. Setiap
pagi Tino hanya bisa melihat teman-temanya yang dapat bersekolah, ia
membayangkan betapa bahagia teman-temanya yang bersekolah, memakai baju
seragam, sepatu baru, tas baru dan alat tulis baru. Apalah daya tangan tak
sampai, namun hal tersebut tidak membuat Tino merasa malu kepada teman-temanya.
Ketika teman-teman Tino pulang sekolah, ia tidak segan untuk bertanya mengenai
pelajaran yang didapatkan oleh teman-temanya. Semua keadaan ia lakukan dengan
perasaan bahagia walaupun didalam lubuk hati yang paling dalam ia menyimpan
sejuta kesedihan luar biasa.
Setiap hari Tino mengelilingi kompleks perumahan, jika ia
menemukan tempat sampah dipinggir jalan, segeralah Tino mengaduk sampah
tersebut untuk menemukan sampah yang bermanfaat. Satu botol plastik yang telah
selesai digunakan maka akan terbayar sebanyak Rp 500,00. Jika pada tiap harinya
penghasilan yang dapat dirain Tino tak cukup untuk membayar biaya pendidikan.
Dengan bertambahnya tahun dan faktor kenaikan ekonomi hal tersebut yang membuat
biaya pendidikan ikut meningkat. Setiap pagi Tino dan ibunya pergi berkeliling,
ketika itu ia melihat makanan yang masih lezat untuk disantap dipinggir jalan.
Karena Tino dan ibunya tidak memiliki uang untuk makan siang, maka Tino dan
ibunya mengambil makanan itu lalu memakanya dengan lahap, sungguh menyedihkan.
Betapa besar nilai sebuah kehidupan, bersyukurlah atas apa yang diberikan oleh
Tuhan, karena segala hal yang diberikan Tuhan itu merupakan hal yang terbaik, karena
tidak mungkin Tuhan memberikan cobaan kepada hambanya yang tidak mampu untuk
mengatasinya.
Pada
suatu hari, dikala senja telah tiba suara adzan menggema, menepis keheningan yang
terjadi pada saat itu. Seketika itu juga Tino melepas pekerjaanya seperti biasa
ia melepas karung yang telah lama manjadi teman akrabnya dan melangkahkan kaki
menuju masjid terdekat didaerah Ampenan. Tino melaksanakan ibadah dengan
khusuk. Beberapa jam kemudian, Tino telah melaksanakan ibadah sholat magrib.
Tino melangkahkan kakinya berniat ingin segera pulang, dan merebahkan badanya
diatas kasur yang terbuat dari kardus yang dilapisi teman akrabnya yaitu karung
yang selalu menemaninya dimanapun ia berada. Rumah Tino terbuat dari bahan
koran dan kardus yang dikokohkan dengan menggunakan lem, koran bekas yang ia
temukan dijalan ia gunakan sebagai tembok rumahnya. Selimut yang ia kenakan pun
berasal dari bahan kardus. Semua hal tersebut ia terima dengan perasaan
bahagia, dan penuh keikhlasan. Tino percaya bahwa suatu hari nanti keadaan yang
ia alami akan menjadi pelajaran yang berharga di masa depan.
Suara
jangkrik, angin yang bertiup perlahan, bintang bermuculan menghiasi langit.
Malam hari pun telah tiba, Tino yang pada saat itu berbincang bincang dengan
ibunya mengenai keinginanya untuk bersekolah. Namun ibu Tino hanya bisa terdiam
dan meratapi nasib yang ada, ibunda Tino merasakan perasaan yang sangat sedih,
sebenarnya wanita itu menginginkan anaknya untuk bersekolah hingga jenjang yang
lebih tinggi namun apalah daya kemampuan wanita itu tak sampai untuk memenuhi
keinginan anaknya, anak semata wayang dan wanita itu sangat berharap suatu hari
nanti anak tersebut dapat menjadi orang sukses. Selama dua jam mereka
berbincang bincang dengan ditemani suara jangkrik yang terus mengeluarkan bunyinya.
Tak lama kemudian Tino dan keluarganya tertidur diatas kasur yang sangat mewah
menurutnya.
Pagi pun
menjelang, embun pagi membuat lantai rumahnya menjadi lembab, rumah Tino tidak
menggunakan kubin, melainkan menggunakan tanah. Beberapa jam kemudian, Tino
terbangun dan bergegas melaksanakan sholat shubuh, seperti biasa ia
melangkahkan kakinya menuju masjid terdekat di kampungnya. Setelah melaksanakan
ibadah sholat shubuh, Tino bergegas untuk mandi. Keluarga Tino tidak memiliki
kamar mandi sendiri, jadi Tino harus berjalan menuju kali dekat rumahnya.
Biasanya kali didekat rumahnya digunakan untuk mandi bagi warga di perkampungan
tersebut yang tidak memiliki kamar mandi. Setelah Tino mandi segeralah ia
bergegas mengambil karung dan seutas kayu yang menjadi teman akrabnya selama
ini. Hari itu Tino akan mencari sampah didaerah Kota, ia berharap akan mendapat
penghasilan yang banyak pada hari itu. Langkah kaki itu memberikan bekas yang sangat
berharga di sepanjang jalan, perjuangan seorang anak untuk meraih impiannya
dikemudian hari, membuatnya harus menerima apa yang terjadi pada dirinya saat
ini. Keinginanya yang sangat besar untuk menjadi orang sukses di kemudian hari
membuatnya bersemangat bekerja, walaupun tak seharusnya ia bekerja.
Kadang
kehidupan terasa sulit untuk dijalani, kebahagian tak selamanya dapat
dirasakan. Kehidupan butuh perjuangan yang besar, tak selamanya kehidupan
berjalan dengan indah. Tanpa adanya persoalan maka kehidupan tak akan pernah
memiliki cerita. Tino dengan kehidupan yang serba minim, namun semangatnya yang
sangat luar biasa demi cita-citanya dikemudian hari. Walaupun dengan keadaan
yang saat ini ia rasakan namun semangatnya yang tak pernah putus akan dapat
membawanya dalam kebahagian suatu hari nanti.
Pekerjaan
Tino yang saat ini hanya sebagai pemungut sampah namun tak selamanya dianggap
rendah karena tanpa adanya jasa dari seorang pemulung maka sampah-sampah akan
semakin menumpuk dan dapat menimbulkan dampak negatif. Kejadian yang terjadi
pada sebuah kehidupan maka akan menjadi berharga ketika kita dapat menjalani
kehidupan dengan penuh semangat, terutama bagi para pemuda yang harus mampu
untuk terus mengobar semangat pemuda. Toni sebagai anak bangsa ia juga tak
pernah untuk terus bersemangat demi mewujudkan cita-citanya menjadi seseorang
yang sukses dimasa depan. Kesuksesan tidak dapat diraih dengan begitu saja
namun butuh pengorbanan yang besar. Ketika kesuksesan dapat diraih maka
perasaan luar biasa akan muncul pada diri seseorang namun janganlah mudah untuk
merasa puas atas apa yang telah diraih. Dan terus mencoba hal-hal yang baru
karena dengan memiliki rasa ingin tahu yang besar maka akan membuat sesuatu
yang luar biasa.
No comments:
Post a Comment