Saturday, December 29, 2012

NILAI SEBUAH KEHIDUPAN

Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya
Berlarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa, cinta kita didunia selamanya

Potongan lagu diatas Laskar Pelangi yang dipopulerkan oleh NIDJI band asal Jakarta, dalam syairnya memberikan makna yang berbeda dan memberikan semangat baru bagi generasi muda yang memiliki mimpi. Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia memiliki makna yakni jika setiap orang memiliki mimpi, mimpi tersebut merupakan jalan untuk dapat meraih apa yang kita inginkan. Dengan bermimpi setinggi langit maka impian itu akan sangat mudah dicapai apabila impian kita dibarengi dengan semangat yang kuat dan kesabaran serta keuletan dalam bekerja. Berlarilah tanpa lelah, sampai engkau meraihnya makna yang terdapat dalam syair ini yaitu semangat dalam diri dapat mendorong seseorang untuk dengan cepat meraih impiannya, pengorbanan yang besar maka akan dapat membuahkan hasil yang besar pula, jangan berhenti sebelum impian yang diinginkan dapat diwujudkan. Berlarilah dan terus tertawa, walau dunia tak seindah surga syair ini memberikan pesan dengan berlari dan terus mengejar mimpi serta dibarengi oleh kebahagiaan, walaupun dunia tak seindah surga tetapi berusaha untuk membuat dunia seperti surga, dengan mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan. Bersyukurlah pada yang kuasa, cinta kita didunia selamanya syair yang terakhir memiliki makna melakukan segala hal, harus diikuti rasa syukur atas karunia yang telah diberikan oleh Tuhan. Mencintai hal yang dikerjakan maka akan memberikan kebahagian tersendiri, melakukan pekerjaan dengan hati dan cinta memberikan kesan yang luar biasa, seketika rasa tulus ikhlas dapat dirasakan oleh setiap orang yang melakukan segala hal dengan hati dan cinta.
Kisah ini, kisah dari seorang anak yang memiliki impian yang sangat besar namun butuh pengorbanan yang luar biasa. Anak yang keseharianya bekerja sebagai pemungut sampah, ia berkeliling setiap hari mengunjungi komplek perumahan yang terletak di Kota Mataram. Hal itu ia lakukan demi mendapatkan sesuap nasi, pekerjaan itu ia lakukan dengan tulus ikhlas, walaupun keberuntungan untuk dapat mengenyam pendidikan tak dapat ia rasakan namun itu tak akan pernah menghalangi impiannya. Rasa putus asa pernah dialaminya namun hal tersebut ia tungkas kembali dengan rasa syukur yang luar biasa atas anugrah yang diberikan Tuhan. Sholat lima waktu tak pernah ia tinggalkkan walaupun jadwal padat yang menyelimuti hari-harinya namun urusan ibadah ia tidak pernah tinggalkan. Keinginan yang kuat untuk menjadi orang sukses dikemudian hari, selalu ia tanamkan dalam dirinya. Rasa lelah, letih seketika itu pula hilang ketika ia mengingat tentang keinginannya tersebut.
Disebuah perkampungan yang terletak di Kota Mataram, terlihat seorang anak yang sedang sibuk mencari karung dan seutas kayu, untuk digunakan memungut sampah dipinggir jalan. Sebut saja nama anak itu Tino, Tino setiap harinya bekerja sebagai pemulung, keadaan keluarga yang serba minim membuat keinginanya tak dapat terlaksana. Tino ingin mengenyam pendidikan walaupun hanya 6 tahun. Tetapi semua itu terhalang karena hal ekonomi. Setiap pagi Tino hanya bisa melihat teman-temanya yang dapat bersekolah, ia membayangkan betapa bahagia teman-temanya yang bersekolah, memakai baju seragam, sepatu baru, tas baru dan alat tulis baru. Apalah daya tangan tak sampai, namun hal tersebut tidak membuat Tino merasa malu kepada teman-temanya. Ketika teman-teman Tino pulang sekolah, ia tidak segan untuk bertanya mengenai pelajaran yang didapatkan oleh teman-temanya. Semua keadaan ia lakukan dengan perasaan bahagia walaupun didalam lubuk hati yang paling dalam ia menyimpan sejuta kesedihan luar biasa.
Setiap hari Tino mengelilingi kompleks perumahan, jika ia menemukan tempat sampah dipinggir jalan, segeralah Tino mengaduk sampah tersebut untuk menemukan sampah yang bermanfaat. Satu botol plastik yang telah selesai digunakan maka akan terbayar sebanyak Rp 500,00. Jika pada tiap harinya penghasilan yang dapat dirain Tino tak cukup untuk membayar biaya pendidikan. Dengan bertambahnya tahun dan faktor kenaikan ekonomi hal tersebut yang membuat biaya pendidikan ikut meningkat. Setiap pagi Tino dan ibunya pergi berkeliling, ketika itu ia melihat makanan yang masih lezat untuk disantap dipinggir jalan. Karena Tino dan ibunya tidak memiliki uang untuk makan siang, maka Tino dan ibunya mengambil makanan itu lalu memakanya dengan lahap, sungguh menyedihkan. Betapa besar nilai sebuah kehidupan, bersyukurlah atas apa yang diberikan oleh Tuhan, karena segala hal yang diberikan Tuhan itu merupakan hal yang terbaik, karena tidak mungkin Tuhan memberikan cobaan kepada hambanya yang tidak mampu untuk mengatasinya.
            Pada suatu hari, dikala senja telah tiba suara adzan menggema, menepis keheningan yang terjadi pada saat itu. Seketika itu juga Tino melepas pekerjaanya seperti biasa ia melepas karung yang telah lama manjadi teman akrabnya dan melangkahkan kaki menuju masjid terdekat didaerah Ampenan. Tino melaksanakan ibadah dengan khusuk. Beberapa jam kemudian, Tino telah melaksanakan ibadah sholat magrib. Tino melangkahkan kakinya berniat ingin segera pulang, dan merebahkan badanya diatas kasur yang terbuat dari kardus yang dilapisi teman akrabnya yaitu karung yang selalu menemaninya dimanapun ia berada. Rumah Tino terbuat dari bahan koran dan kardus yang dikokohkan dengan menggunakan lem, koran bekas yang ia temukan dijalan ia gunakan sebagai tembok rumahnya. Selimut yang ia kenakan pun berasal dari bahan kardus. Semua hal tersebut ia terima dengan perasaan bahagia, dan penuh keikhlasan. Tino percaya bahwa suatu hari nanti keadaan yang ia alami akan menjadi pelajaran yang berharga di masa depan.
            Suara jangkrik, angin yang bertiup perlahan, bintang bermuculan menghiasi langit. Malam hari pun telah tiba, Tino yang pada saat itu berbincang bincang dengan ibunya mengenai keinginanya untuk bersekolah. Namun ibu Tino hanya bisa terdiam dan meratapi nasib yang ada, ibunda Tino merasakan perasaan yang sangat sedih, sebenarnya wanita itu menginginkan anaknya untuk bersekolah hingga jenjang yang lebih tinggi namun apalah daya kemampuan wanita itu tak sampai untuk memenuhi keinginan anaknya, anak semata wayang dan wanita itu sangat berharap suatu hari nanti anak tersebut dapat menjadi orang sukses. Selama dua jam mereka berbincang bincang dengan ditemani suara jangkrik yang terus mengeluarkan bunyinya. Tak lama kemudian Tino dan keluarganya tertidur diatas kasur yang sangat mewah menurutnya.
            Pagi pun menjelang, embun pagi membuat lantai rumahnya menjadi lembab, rumah Tino tidak menggunakan kubin, melainkan menggunakan tanah. Beberapa jam kemudian, Tino terbangun dan bergegas melaksanakan sholat shubuh, seperti biasa ia melangkahkan kakinya menuju masjid terdekat di kampungnya. Setelah melaksanakan ibadah sholat shubuh, Tino bergegas untuk mandi. Keluarga Tino tidak memiliki kamar mandi sendiri, jadi Tino harus berjalan menuju kali dekat rumahnya. Biasanya kali didekat rumahnya digunakan untuk mandi bagi warga di perkampungan tersebut yang tidak memiliki kamar mandi. Setelah Tino mandi segeralah ia bergegas mengambil karung dan seutas kayu yang menjadi teman akrabnya selama ini. Hari itu Tino akan mencari sampah didaerah Kota, ia berharap akan mendapat penghasilan yang banyak pada hari itu. Langkah kaki itu memberikan bekas yang sangat berharga di sepanjang jalan, perjuangan seorang anak untuk meraih impiannya dikemudian hari, membuatnya harus menerima apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Keinginanya yang sangat besar untuk menjadi orang sukses di kemudian hari membuatnya bersemangat bekerja, walaupun tak seharusnya ia bekerja.
            Kadang kehidupan terasa sulit untuk dijalani, kebahagian tak selamanya dapat dirasakan. Kehidupan butuh perjuangan yang besar, tak selamanya kehidupan berjalan dengan indah. Tanpa adanya persoalan maka kehidupan tak akan pernah memiliki cerita. Tino dengan kehidupan yang serba minim, namun semangatnya yang sangat luar biasa demi cita-citanya dikemudian hari. Walaupun dengan keadaan yang saat ini ia rasakan namun semangatnya yang tak pernah putus akan dapat membawanya dalam kebahagian suatu hari nanti.
            Pekerjaan Tino yang saat ini hanya sebagai pemungut sampah namun tak selamanya dianggap rendah karena tanpa adanya jasa dari seorang pemulung maka sampah-sampah akan semakin menumpuk dan dapat menimbulkan dampak negatif. Kejadian yang terjadi pada sebuah kehidupan maka akan menjadi berharga ketika kita dapat menjalani kehidupan dengan penuh semangat, terutama bagi para pemuda yang harus mampu untuk terus mengobar semangat pemuda. Toni sebagai anak bangsa ia juga tak pernah untuk terus bersemangat demi mewujudkan cita-citanya menjadi seseorang yang sukses dimasa depan. Kesuksesan tidak dapat diraih dengan begitu saja namun butuh pengorbanan yang besar. Ketika kesuksesan dapat diraih maka perasaan luar biasa akan muncul pada diri seseorang namun janganlah mudah untuk merasa puas atas apa yang telah diraih. Dan terus mencoba hal-hal yang baru karena dengan memiliki rasa ingin tahu yang besar maka akan membuat sesuatu yang luar biasa.
           

No comments:

Post a Comment