Matahari di siang itu membuat suasana menjadi panas dan
tak terkendali, angin berhembus kencang namun tak membuat panas semakin
berkurang. Menjadi seorang anak yang memiliki tanggungan besar terhadap
keluarga membuat hidup tak menentu, memberikan beban bagi seorang anak remaja
yang berusia 18 tahun, sebut saja namanya Dika seorang anak yang terlahir dari
keluarga yang broken home, dan membuatnya semakin terpuruk ketika ayah yang ia
cintai telah meninggalkannya beberapa bulan lalu. Hal tersebut yang membuat Dika semakin terpuruk ketika ia di
wajibkan untuk memberikan nafkah kepada adik-adiknya maklum saja Dika adalah
anak sulung yang memiliki peranan penting bagi keluarga, namun tak seindah
dibayangkan oleh kebanyakan orang. Membayangkan Dika akan bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya, ternyata malah sebaliknya. Dengan keadaan
demikian, membuat dirinya tak sanggup lagi untuk menjalani kehidupannya, pada
akhirnya ia terjerumus kedalam pergaulan yang salah dan membawanya harus
mendekam di
penjara selama bertahun tahun.
“ Dika, apa yang sedang kamu pikirkan? Tanya seorang
sahabatnya. “Tidak ada, aku hanya berfikir mengapa Tuhan memberikanku kehidupan
seperti ini, masa kecilku yang suram dan sekarang lebih suram lagi ketika aku
kehilangan seorang bapak, dan sekarang akulah sebagai tulang punggung
keluargaku” tungkasnya. “Hmm..oh seperti itu, menurutku tak masalah dik, yang
penting kan kamu bisa happy happy bareng kita disini, udahlah lupakan aja semua
masalahmu itu, nikmati hidup ini, karena hidup cuma sekali dan gak bakalan
diulang lagi” jawab Andi sahabat Dika.
“Iya, Ndy aku ngerti maksudmu, hmm sebaiknya aku tidak
perlu memikirkan keluargaku, karena hidup cuman sekali dan gak bakalan diulang
lagi, setuju banget sama pendapat kamu” sahut Dika.
Seketika
itu pun Dika tidak ingin memikirkan keluarganya, dan ia berfikir bahwa hidup
cuma sekali dan kehidupan tidak ada artinya jika tidak digunakan untuk
bersenang-senang selama masih hidup didunia. Pemikiran tersebut dianggapnya
sebagai pemikiran yang cemerlang untuk tidak memikirkan keluarga dan tidak
memikirkan nasib adik-adiknya.
Kesokan
harinya, seperti biasa di jam yang sama dan tempat yang sama tongkrongan anak
muda disebuah perkampungan Cimaluk, mereka biasa berkumpul pada pukul 22.00
untuk bersenang-senang tanpa memikirkan dampak negatif yang akan didapatkannya.
“ Hei
Dik, aku punya barang baru nih, dijamin deh barang ini buat kamu jadi bahagia
dan pastinya kamu terbebas tuh dari masalah-masalah kelurgamu” tiba-tiba Andy
datang. “ Apaan tuh Ndy?” , “Ini barang bagus banget Dik, kamu pasti happy
dengan barang ini”, “emangnya itu barang apa?” tanya Dika penasaran. “Ini
barang mahal, dan dijamin enak” tungkas Andy memberikan keyakinan kepada
sahabatnya. “Hmm, wah perlu nih buat menghapus semua pikiran-pikiran yang membuatku
lama-lama menjadi stres” jawab Dika.
Sesaat
kemudian Dika mengambil barang tersebut, dan tanpa berfikir panjang untuk
mengkonsumsinya, seketika itu pula keadaan berubah Dika yang semulanya
dihadapkan oleh berbagai persoalan menjadi lebih tenang dan nyaman akibat
barang haram tersebut. Sejenis suntikan yang membuat badan terasa lebih nyaman
dan memberikan kebahagiaan tersendiri bagi penggunanya. Barang tersebut tidak
lain yaitu narkotika. Mengkonsumsi barang tersebut membuat seluruh badan terasa
lebih nyaman tetapi dampak yang diberikan sangatlah berbahaya bagi kesehatan
dan juga sangat dilarang dalam islam. Narkotika yakni zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman (sintesis atau semisintesis) yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyaman dan menjadi ketergantungan.
Kesokan
harinya, keadaan Dika semakin memburuk, tiba-tiba seorang wanita yang
berpakaian sederhana dengan rambut diikat kebelakang dan wajah yang sangat
penuh kasih menghampiri Dika, “Dik, kenapa kamu kok akhir-akhir ini ibu lihat
semakin kurus ?” wanita tersebut bertanya kepada Dika yang tidak lain adalah
ibunya. “Eh, ibu gak usah banyak tanya deh, males banget deh dengernya, ini
karna gak makan karena ibu gak bisa cari uang buat biaya hidup kita makanya aku
jadi kurus kayak gini karna gak pernah dikasih gizi baik sama ibu” Dika
menyahuti ibunya dengan lantang, ia tidak sadar atas apa yang diperbuatnya
membuat ibunya merasa sedih dan meneteskan air mata. “ Nak, maafkan ibu nak,
ibu sudah berusaha untuk membiayai hidup kalian, ibu udah keliling kampung buat
jadi buruh cuci pakaian mereka, tapi maafkan ibu nak, penghasilan yang ibu
dapat tidak sebanding dengan kebutuhan kita, ibu cuma berharap kamu sebagai
anak sulung yang bisa membantu ibu untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita”
jawab ibunya dengan suara lembut. “Arghhhh..... diam aku kan masih muda jadi
aku mau hidup tanpa dibebani oleh kalian, terserah aku jangan ibu menyuruhku
macam-macam itu tak penting bagiku, asal ibu tau ya hidup cuma sekali jadi
harus digunakan untuk senang-senang” ketusnya. “Astgfirullah, nak sebut nama
Allah kamu gak boleh bicara seperti itu, kamu harus sadar bahwa kamu juga harus
taat kepada agama kita, agama islam kamu tidak boleh melupakan sholat lima waktu, kamu harus hormati ibumu,
aku ibumu nak, yang selama 9 bulan mengandungmu” wanita tua itu berbicara dengan
nada sedih, “Sudahlah...tak penting ibu terus-terusan mengajakku berdebat
tentang hal yang gak penting, mendingan sekarang ibu pergi ke dapur dan masak
buat kita, cepat!” sahut Dika.
Beberapa
saat kemudian wanita tua itu, merasakan hal yang sangat membuat ia kecewa, ia
tidak menyangka bahwa anaknya berkata seperti itu, ia hanya berharap suatu saat
Dika bisa berubah dan menjadi lebih baik lagi, wanita tua itu berharap disisa
hidupnya Dika dapat memberikan yang terbaik untuk kelurganya. Karena
sesungguhnya berbakti kepada orang tua wajib hukumnya bagi setiap anak terutama
ibu, seorang anak dapat menjadi sukses karena dukungan orang tua dan terlebih
lagi doa seorang ibu.
Burung
berkicauan, matahari terbit sesuai dengan orbitnya angin berhembus kencang,
suara air dengan derasnya dari arah pancoran desa. Wanita tua tersebut yang
tidak lain adalah ibu Dika, sedang mencuci baju para warga yang ingin melaundry
kepadanya. Dengan semangat dan keringat yang terus bercucuran menahan rasa
capek dan mengusap keringatnya dengan tanganya. Berharap anak sulungnya Dika
dapat berubah sesuai dengan keinginanya, menjadi anak yang sholeh dan dapat
dibanggakan, menjadi panutan masyarakat.
“ Bu,
minta uang?” tiba-tiba saja Dika menghampiri ibunya. “Belum ada nak, ibu belum
dikasih uang sama yang laundry ke ibu, ini saja sekarang ibu masih mencuci baju
warga” tungkas ibunda Dika. “Arghhh.. iya sudah kalau emang gak ada uang, dasar
wanita tak berguna” sahut Dika dan kemudian melangkahkan kaki dan meninggalkan
ibundanya. Wanita tua itu hanya bisa terdiam dan mengelus dada tentang
perlakuan anaknya, yang semakin hari semakin membuat kepedihan yang amat dalam.
“ Hei
Ndy, aku boleh ngutang gak buat beli barang itu lagi?” tiba-tiba saja Dika
bertanya kepada Andy. “Hmm..boleh kok, nih barangnya” Andy memberikan barang
tersebut kepada Dika. “ Seketika Dika menggunakanya kembali. Dan hal seperti
biasanya terjadi pada Dika, ia mengalami perasaan segar, bersemangat, tidak
merasa lelah dan tidak pula merasa lapar. Dika merasakan indahnya dunia dan
penuh kebahagiaan ia tidak sadar akan ada masalah yang lebih besar menimpa
dirinya akibat yang ia perbuat.
Beberapa
hari kemudian, suasana rumah Dika dipenuhi oleh Polisi. Polisi tersebut berniat
untuk memeriksa rumah Dika, karena mereka telah mendengar dari salah satu warga
kampung tempat Dika menetap. Polisi tersebut mencari barang haram yang berada
didalam rumah Dika. “Hei..dimana kau sembunyikan barang itu?” sahut salah
seorang polisi. “Hmm..gak ada pak, saya tidak pernah memakai barang tersebut.
“Arghh.. jangan mengelak kau, cepat serahkan barang itu!” sentak polisi.
Beberapa
saat kemudian, polisi tersebut menemukan sabu-sabu yang terletak dibawah tempat
tidur Dika. Seketika itu juga wanita tua itu jatuh pingsan dan dilarikan ke
puskesamas terdekat. “Hei... anak muda, jangan kau menjadi pembohong, kau
bilang pada kami bahwa kau tidak menyimpan barang itu tetapi kau malah
menyimpanya, cepat ikut kami ke kantor polisi!” sentak polisi tersebut. Dika
tidak dapat mengeluarkan sepatah kata pun ia hanya bisa terdiam dan menatap apa
yang terjadi dihadapanya tersebut. Kejadian itu membuat Dika semakin terpuruk
dan ia memikirkan akan keadaan ibundanya.
Jam
terus berputar sesuai dengan porosnya, detik mulai berjalan dan waktu telah
menunjukan pukul 14.00 WIB. Dika telah berada di Polres Cimaluk, ia sedang
dimintai keterangan, mengenai dirinya yang menyimpan barang haram tersebut. “
Hei..anak muda, mengapa kau menyimpan barang haram ini?” tanya salah seorang
polisi. “A..a..nuu pak, saya diberikan oleh teman saya” Dika menjawab sambil
terbata bata. “Siapa temanmu itu?”. “Teman saya pak yang bernama Andy”, Dika
menjawabnya dengan perasaan takut luar biasa. “ Apa dia teman dekatmu?”. “Ia
Pak, Andy teman dekat saya” Dika menjawab dengan ketakutan. “Baiklah nanti saya
akan proses lebih lanjut” polisi itu mengakhiri penyelidikan mereka siang itu.
Kemudian,
Dika ditetapkan sebagai tersangka kasus penggunaan narkoba. Terlebih lagi Dika
tidak dizinkan pulang oleh polisi karena ia telah ditahan di Kapolres Cimaluk. Dika
merasa menyesal atas apa yang telah dilakukannya, ia berharap dapat berubah dan
berbakti kepada orang tua. Kejadian ini sangat sering dialami oleh remaja saat
ini, mereka hanya memikirkan kesenangan semata tanpa memikirkan dampak
negatifnya, bahkan kesehatan mereka dapat terancam. Pengguna narkotika dapat
mengakibatkan hilang kesadaran dan gangguan jiwa yang terkadang membuat
penggunanya mengamuk jika tidak dapat mengkonsumsi barang tersebut, hal ini
yang berakibatkan ketergantungan. Faktor yang dapat mempengaruhi menggunakan
narkotika yakni adanya masalah dalam keluarga atau lingkungan, rasa ingin tahu
yang tinggi dan masih banyak lagi. Pengguna juga dapat mengalami kematian,
tentunya mengganggu kesehatan.
Keesokan
harinya, Dika mengalami rehabilitasi atas keinginan orang tuanya, dan kejadian
mengejutkan terjadi kembali ketika sahabat Dika yang bernama Andy telah
melarikan diri entah kemana. Pada akhirnya Dika menerima hukuman yang sangat
berat, ia mendapat hukuman dari pihak polisi lima tahun penjara. Hal tersebut
yang membuat ibu Dika merasa sedih, ia hanya bisa berharap dengan hukuman itu
Dika putra sulungnya dapat berubah menjadi orang yang lebih lagi dikemudian
hari.
Beberapa
jam kemudian, tepat di Lapas Cimaluk. “Dik, ibu hanya berharap kamu dapat
berubah dengan adanya kejadian ini!” harap wanita tua itu. “Ia bu, maafkan aku,
aku berjanji akan berubah dan aku akan membantu ibu dalam segala hal” jawab
Dika. “Semoga kau dapat memegang janjimu nak, jangan hanya berjanji tetapi ibu
berharap kau akan melaksanakan apa yang kau katakan” ibunya mengakhiri
percakapan pada saat itu. Karena waktu mengunjungi tersangka telah habis maka
ibunya pun pulang kerumah. Pada saat ibunya telah meninggalkan Dika. Dika
berfikir bahwa didalam lubuk hatinya yang paling dalam ia berjanji akan berubah
dan akan taat kepada perintah agama terutama ia akan mendekatkan diri kepada
Allah S.W.T. Dika ingin menikmati indahnya surga yang didalamnya dihiasi dengan
pemandangan yang luar biasa dan sungai dengan air yang mengalir jernih, ia
yakin dan percaya bahwa Allah S.W.T pasti akan mengampuni dosa setiap hamba
yang bertobat dengan sungguh-sungguh.
Beberapa
tahun kemudian, Dika telah keluar dari penjara. Dan impiannya untuk berubah
telah terwujud, ia menjadi salah satu ustaz yang berada di masjid kampungnya di
Cimaluk, dan ia juga ditawarkan untuk menyiarkan agama islam diberbagai acara,
serta berbagi pengalaman kepada jamaah. Kemudian, Dika juga ditawari untuk
bekerja di Kementerian Agama, hal tersebut yang membuatnya sangat takjub dengan
karunia Allah S.W.T yang tiada hentinya. Dika juga dapat menyekolahkan
adik-adiknya dengan uang hasil kerja kerasnya dan ia juga dapat memberangkatkan
ibundanya pergi menjalankan ibadah haji. Hal tersebut yang sangat ia syukuri.
Dan sampai saat ini ia tidak menyangka atas apa yang telah diberikan oleh Allah
S.W.T kepada dirinya.
Kejadian
pahit tersebut telah berlalu, masa-masa suram telah berganti masa menjadi masa
cemerlang, pengalaman demi pengalaman terus dilalui. Pengalaman pahit yang dulu
Dika telah menguburnya dalam-dalam dan saat ini ia terus mengambil hikmah atas
apa yang pernah ia dapatkan. Harapannya yang dulu ingin menjadi orang yang
lebih baik, saat ini harapanya telah terwujud, Dika pun dapat menggapai
impiannya, layaknya ia dapat memeluk bintang yang berada jauh diatas sana.
Karena setiap impian dapat diraih jika memiliki keinginan yang sangat besar
untuk meraihnya, semangat dan tawakal kepada Allah S.W.T serta jika dibarengi oleh iman yang kuat maka
kesuksesan untuk mencapai sesuatu mudah diraih.
No comments:
Post a Comment