Sunday, October 20, 2013

TERGORES NODA MENGGAPAI ASA



Terdiam dalam renungan malam
Menatap indahnya langit dihiasi bintang-bintang
Berbisik hati ingin mendekap dalam hembusan angin malam
Derai keringat dan air mata menjadi saksi sebuah perjuangan
Perjuangan yang tak kan pernah mati
Hingga cahaya akan tiba pada waktunya

            Kutulis puisi itu dalam sebuah buku diary, entah apa yang kurasakan saat menulis puisi tersebut. Mungkinkah aku akan menggapai impianku selama ini, atau malah akan terlena dengan lingkungan yang membawa arus dalam sebuah alunan kehidupan. Bagiku impian sangatlah berarti dalam setiap kehidupan manusia, mencari sesuatu yang pasti untuk dicari, menemukan cerita baru, pengalaman baru dan juga perjuangan yang tiada henti. Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah nyata penulis yang pernah dialami beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku masih duduk dalam bangku Sekolah Menengah Atas namun aku bersekolah disuatu sekolah islam, entah apa yang kurasakan saat itu, bimbang, gelisah tak menentu. Kutulis semua impianku dalam suatu buku yang ku beri nama “My Dream Book”. Dalam buku tersebut kutuliskan semua impian yang telah ku rencanakan. Saat itu aku akan mengikuti Ujian Nasional dan secara tidak langsung aku akan menanti kelulusan, namun aku berkata dalam hati “Akankah aku dapat tembus dalam Universitas tersebut?”. Tanya demi tanya kuungkapan dan mungkin hanya aku yang dapat menjawabnya. Pada saatnya tiba, ketika pengumuman Ujian Nasional tersebut telah keluar dan aku dinyatakan LULUS, betapa bahagiannya diriku saat ku tau aku telah lulus dalam Ujian Nasional. Namun disatu sisi aku menghadapi sebuah kebimbangan dalam memilih Universitas yang nantinya menjadi ujung tombak dalam sebuah perjuangan. Sebelum Ujian Nasional sekitar bulan Februari aku telah sibuk dalam segala persiapan untuk mencari Universitas, akhirnya aku berfikir untuk mencari Universitas Swasta terlebih dahulu. Segera aku membuka google untuk mencari info mengenai penerimaan mahasiswa baru, saat itu juga begitu banyak Universitas Swasta yang telah membuka pendaftaran. Salah satunya terdapat Universitas Tarumanegara, Universitas Muhammadiyah Malang, President University dan masih banyak lagi. Namun mataku tertuju pada President University.
            Pada akhirnya, aku pun memilih President University sebagai Universitas yang akan aku datangi tepatnya di Jababeka, Bekasi. Seleksi pun ku lalui, dengan penuh semangat juang yang tinggi. Pengumuman pun datang, betapa bahagiannya diriku saat ku tau jika aku lolos mendapatkan beasiswa II, seketika itu juga aku loncat dan bersorak gembira. Namun tak sampai disana, aku mengikuti Universitas-Universitas yang lain, seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Jogja. Dan kabar kabar demi kabar pun datang dan kabar yang datang pun kabar gembira. Salah satunya aku lolos Undangan di Unversitas Muhammadiyah Malang jurusan Hubungan Internasional dan saat itu aku begitu bahagia, rasa syukur ku panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan begitu banyak anugrah yang hingga saat ini tak dapat kuhitung berapa banyak anugrah yang telah diberikan. Namun tujuanku saat itu hanya satu, aku ingin masuk perguruan tinggi Negeri yaitu Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Hubungan Internasional, aku tau jika hal itu merupakan kemungkinan kecil untuk diterima, karena jutaan anak Indonesia maupun manca negara ingin melanjutkan studi mereka di Universitas ternama tersebut. Tetapi aku tak pernah mengenal kata putus asa dalam setiap langkah perjuangan yang nantinya aku percaya akan menghasilkan sesuatu yang besar yaitu sebuah kesuksesan.
            Saat penerimaan mahasiswa baru untuk Universitas Negeri dibuka segeralah aku mengkuti tahapan tersebut dan pada saat itu dibuka 3 tahapan untuk memasuki Universitas Negeri tersebut yaitu Jalur Undangan, SBMPTN dan yang terakhir mandiri. Aku mengikuti semua jalur tersebut dan aku yakin aku pasti bisa masuk di Universitas ternama tersebut. Saat waktu pengumuman tiba jalur undangan, hatiku berdetak kencang, keringatku seketika itu mengalir dan pikiranku selalu tertuju pada universitas tersebut, bibirku komat kamit sambil membaca doa-doa. Dan pengumuman pun mengatakan bahwa “Maaf anda belum dapat lolos tahun ini”. Seketika itu juga tubuhku terasa terbawa dalam setiap melodi lagu sendu, dalam hatiku berkata “Tenang, kamu masih ada kesempatan dua kali lagi”. Hingga pada akhirnya aku mengikuti tahap SBMPTN dan juga SIMAK UI, dengan harapan aku bisa masuk di jurusan yang aku inginkan. Namun Allah S.W.T berkehendak lain ternyata aku tidak ditakdirkan untuk melanjutkan studiku di UI. Rasanya perjuangan yang kulakukan selama itu membuatku merasa bahwa kesuksesan itu tidak selamanya mudah untuk meraihnya. Hingga akhirnya aku memilih untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang dan mengambil prodi Hubungan Internasional.
            Namun aku yakin bahkan sangat yakin jika suatu hari nanti impian demi impian yang kutiliskan dalam sebuah buku impian tersebut satu demi satu akan menjadi sebuah kenyataan. Jangan pernah takut untuk bermimpi besar, karena dari impianlah seseorang dapat merubah hidupnya menjadi yang lebih baik. Sebuah impian diawali dari niat, tekad dan aksi untuk meraihnya. Take action miracle happens nothing action nothing miracle.



No comments:

Post a Comment