Terdiam
dalam renungan malam
Menatap
indahnya langit dihiasi bintang-bintang
Berbisik
hati ingin mendekap dalam hembusan angin malam
Derai
keringat dan air mata menjadi saksi sebuah perjuangan
Perjuangan
yang tak kan pernah mati
Hingga
cahaya akan tiba pada waktunya
Kutulis puisi itu dalam sebuah buku
diary, entah apa yang kurasakan saat menulis puisi tersebut. Mungkinkah aku
akan menggapai impianku selama ini, atau malah akan terlena dengan lingkungan
yang membawa arus dalam sebuah alunan kehidupan. Bagiku impian sangatlah
berarti dalam setiap kehidupan manusia, mencari sesuatu yang pasti untuk
dicari, menemukan cerita baru, pengalaman baru dan juga perjuangan yang tiada
henti. Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah nyata penulis yang pernah
dialami beberapa bulan yang lalu. Saat itu aku masih duduk dalam bangku Sekolah
Menengah Atas namun aku bersekolah disuatu sekolah islam, entah apa yang
kurasakan saat itu, bimbang, gelisah tak menentu. Kutulis semua impianku dalam
suatu buku yang ku beri nama “My Dream Book”. Dalam buku tersebut
kutuliskan semua impian yang telah ku rencanakan. Saat itu aku akan mengikuti
Ujian Nasional dan secara tidak langsung aku akan menanti kelulusan, namun aku
berkata dalam hati “Akankah aku dapat tembus dalam Universitas tersebut?”. Tanya
demi tanya kuungkapan dan mungkin hanya aku yang dapat menjawabnya. Pada
saatnya tiba, ketika pengumuman Ujian Nasional tersebut telah keluar dan aku
dinyatakan LULUS, betapa bahagiannya
diriku saat ku tau aku telah lulus dalam Ujian Nasional. Namun disatu sisi aku
menghadapi sebuah kebimbangan dalam memilih Universitas yang nantinya menjadi
ujung tombak dalam sebuah perjuangan. Sebelum Ujian Nasional sekitar bulan
Februari aku telah sibuk dalam segala persiapan untuk mencari Universitas,
akhirnya aku berfikir untuk mencari Universitas Swasta terlebih dahulu. Segera
aku membuka google untuk mencari info mengenai penerimaan mahasiswa baru, saat
itu juga begitu banyak Universitas Swasta yang telah membuka pendaftaran. Salah
satunya terdapat Universitas Tarumanegara, Universitas Muhammadiyah Malang,
President University dan masih banyak lagi. Namun mataku tertuju pada President
University.
Pada akhirnya, aku pun memilih
President University sebagai Universitas yang akan aku datangi tepatnya di
Jababeka, Bekasi. Seleksi pun ku lalui, dengan penuh semangat juang yang
tinggi. Pengumuman pun datang, betapa bahagiannya diriku saat ku tau jika aku
lolos mendapatkan beasiswa II, seketika itu juga aku loncat dan bersorak
gembira. Namun tak sampai disana, aku mengikuti Universitas-Universitas yang
lain, seperti Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Muhammadiyah Jogja.
Dan kabar kabar demi kabar pun datang dan kabar yang datang pun kabar gembira.
Salah satunya aku lolos Undangan di Unversitas Muhammadiyah Malang jurusan
Hubungan Internasional dan saat itu aku begitu bahagia, rasa syukur ku
panjatkan kepada Allah S.W.T yang telah memberikan begitu banyak anugrah yang
hingga saat ini tak dapat kuhitung berapa banyak anugrah yang telah diberikan.
Namun tujuanku saat itu hanya satu, aku ingin masuk perguruan tinggi Negeri
yaitu Universitas Indonesia dan mengambil jurusan Hubungan Internasional, aku
tau jika hal itu merupakan kemungkinan kecil untuk diterima, karena jutaan anak
Indonesia maupun manca negara ingin melanjutkan studi mereka di Universitas
ternama tersebut. Tetapi aku tak pernah mengenal kata putus asa dalam setiap
langkah perjuangan yang nantinya aku percaya akan menghasilkan sesuatu yang
besar yaitu sebuah kesuksesan.
Saat penerimaan mahasiswa baru untuk
Universitas Negeri dibuka segeralah aku mengkuti tahapan tersebut dan pada saat
itu dibuka 3 tahapan untuk memasuki Universitas Negeri tersebut yaitu Jalur
Undangan, SBMPTN dan yang terakhir mandiri. Aku mengikuti semua jalur tersebut
dan aku yakin aku pasti bisa masuk di Universitas ternama tersebut. Saat waktu
pengumuman tiba jalur undangan, hatiku berdetak kencang, keringatku seketika
itu mengalir dan pikiranku selalu tertuju pada universitas tersebut, bibirku
komat kamit sambil membaca doa-doa. Dan pengumuman pun mengatakan bahwa “Maaf
anda belum dapat lolos tahun ini”. Seketika itu juga tubuhku terasa terbawa
dalam setiap melodi lagu sendu, dalam hatiku berkata “Tenang, kamu masih ada kesempatan
dua kali lagi”. Hingga pada akhirnya aku mengikuti tahap SBMPTN dan
juga SIMAK UI, dengan harapan aku bisa masuk di jurusan yang aku inginkan.
Namun Allah S.W.T berkehendak lain ternyata aku tidak ditakdirkan untuk
melanjutkan studiku di UI. Rasanya perjuangan yang kulakukan selama itu
membuatku merasa bahwa kesuksesan itu tidak selamanya mudah untuk meraihnya.
Hingga akhirnya aku memilih untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang dan
mengambil prodi Hubungan Internasional.
Namun aku yakin bahkan sangat yakin
jika suatu hari nanti impian demi impian yang kutiliskan dalam sebuah buku
impian tersebut satu demi satu akan menjadi sebuah kenyataan. Jangan pernah
takut untuk bermimpi besar, karena dari impianlah seseorang dapat merubah
hidupnya menjadi yang lebih baik. Sebuah impian diawali dari niat, tekad dan
aksi untuk meraihnya. Take action miracle happens nothing action nothing miracle.
No comments:
Post a Comment